Pernyataan Sikap Penggerebekan “Pesta Sex”

Pernyataan Sikap Terkait Penggerebekan ‘Pesta Seks’ Gay di Hotel Oval, Surabaya, 30 April 2017 Dalam menyikapi kasus ini, kami dari Yayasan GAYa NUSANTARA Surabaya telah melakukan konsultasi dan komunikasi dengan berbagai pihak terkait, baik lokal maupun nasional, seperti : LBH Surabaya, KontraS, CMars, Arus Pelangi, Suara Kita dan YLBHI. Upaya ini dilakukan untuk pendampingan hukum … Lanjutkan membaca Pernyataan Sikap Penggerebekan “Pesta Sex”

Suku Bugis adalah kelompok etnis terbesar di Sulawesi Selatan, berjumlah sekitar tiga juta orang. Kebanyakan orang Bugis adalah Muslim, tetapi ada banyak ritual pra-Islam yang terus dihormati dalam budaya Bugis, dan ini meliputi pandangan berbeda mengenai gender dan seksualitas. Bahasa mereka menawarkan lima istilah yang merujuk pada berbagai paduan jenis kelamin, gender, dan seksualitas: makkunrai (“perempuan betina[²]”), oroani (“laki-laki jantan”), calalai (“laki-laki betina”), calabai (“perempuan jantan”) dan bissu (“imam transgender”). Definisi singkat ini tidak benar-benar tepat, tapi cukup menjelaskan.

“Toleransi” Indonesia di bawah tekanan seiring meningkatnya wacana anti-LGBT

Tulisan asli dimuat sebagai http://asaa.asn.au/indonesian-tolerance-under-strain-as-anti-lgbt-furore-grows. Terjemahan ke dalam bahasa Indonesia dikerjakan oleh Purba Widnyana, dengan suntingan akhir oleh Dédé Oetomo. GAYa NUSANTARA mengucapkan terima kasih kepada Sharyn dan Purba, dan Auckland University of Technology (yang menyediakan dana penerjemahan). Indonesia sedang mengalami gelombang sentimen anti-LGBT yang belum pernah terjadi sebelumnya. Jika ada satu peristiwa yang memicu … Lanjutkan membaca “Toleransi” Indonesia di bawah tekanan seiring meningkatnya wacana anti-LGBT