Being LGBTI in Asia atau Menjadi LGBTI di Asia adalah program regional yang bertujuan untuk mengurangi ketimpangan dan marginalisasi atas dasar orientasi seksual dan identitas gender (SOGI).
Program ini merupakan kerjasama dengan masyarakat sipil, dan mengikutsertakan lembaga-lembaga nasional dan regional untuk memajukan hukum protektif dan kebijakan-kebijakan, serta memberdayakan masyarakat sipil. Program ini mendukung kebijakan dan penelitian operasional, dan pengembangan strategi antara kelompok-kelompok rentan dan berbagai pemangku kepentingan utama di tingkat nasional dan regional.
Program ini mengakui bahwa populasi LGBTI tertentu, termasuk lesbian, gay, waria, priawan dan interseks, menghadapi berbagai pengalaman tergantung pada identitas dan ekspresi gender, serta konteks sosial budaya mereka yang beragam.
Laporan ini mengulas lingkungan hukum dan sosial yang dihadapi kelompok lesbian, gay, biseksual, waria, priawan dan interseks (LGBTI) di Indonesia. Laporan ini merupakan hasil Dialog Komunitas LGBT Nasional Indonesia yang diselenggarakan di Nusa Dua, Bali, Indonesia pada bulan Juni 2013. Dialog menghadirkan 71 peserta dari 49 lembaga yang mewakili keseluruhan keragaman organisasi LGBT di Indonesia, di samping wakil-wakil pemerintah pusat, lembaga hak asasi nasional, lembaga donor, perguruan tinggi, lembaga nonpemerintah untuk hak asasi manusia, organisasi bantuan hukum dan organisasi masyarakat madani, serta beberapa tokoh agama. Dialog diselenggarakan oleh United Nations Development Programme (UNDP) bersama United States Agency for International Development (USAID) sebagai mitra kerja.